SOROT 258

Tata Nano: Jargon Termurah Sejagat Jadi "Bumerang"

Mobil Bajaj RE60
Sumber :
  • Istimewa
VIVAnews -
Ada Apa dengan Lolly? Ungkapan Capek dan Keinginan Hidup Tenang Jadi Sorotan
Pagi menjelang siang sekitar pukul 10.00 waktu setempat, jalanan Chennai, India mulai dipenuhi kendaraan bermotor. Sinar matahari sudah mulai menyengat kulit, ditambah lagi udara bercampur asap knalpot yang membuat jalanan makin sesak.

5 Fakta Menarik Jelang Timnas Indonesia vs Australia di Piala Asia U-23

Laju roda kendaraan mendadak terhenti. Dari kejauhan seorang pria lari tunggang-langgang ketakutan. Wajahnya penuh ketakutan sambil terus menatap tunggangan yang ditinggalkannya.
Wika Salim Ungkap Kondisi Terkini Tukul Arwana


Kobaran api terus melumat seluruh bagian mobil miliknya. Tanpa ampun dan dalam tempo sekejap, mobil kecil itu hangus. Si empunya cuma terpaku tak percaya mobilnya kini jadi besi rongsok.

Padahal dia baru pamer, pelesir ke kota menggunakan mobil yang belum lama dibeli, Tata Nano. Maklum, biasanya ia cuma bisa menggeber sepeda motor.

Tapi aksi pamer itu nyaris saja membuat tubuhnya terpanggang. Mobil murah impian masyarakat India berubah jadi horor. Dengan cepat kejadian nahas pun langsung menyebar ke seluruh antero Negeri Hindustan.  Mereka yang sudah punya Tata Nano kalut, nyawanya terancam.

Peristiwa jadi tamparan keras Tata Motor si peracik Nano yang punya jargon mobil termurah sejagat. Ini bukan kali pertama Nano dilumat si jago merah. Dalam sepekan periode September 2011, ada tiga Tata Nano terbakar secara tiba-tiba saat dikendarai di jalanan.

Pesanan meredup setelah beberapa mobil terbakar dan menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan Nano. Penjualan yang telah diprediksi 20 ribu unit per bulan, jatuh cuma 509 unit.

CEO Tata Group kala itu, Ratan Tata tak tinggal diam. Dia sadar proyek brilian menawarkan mobil murah untuk masyarakat menengah bawah bakal ambruk kalau tidak dibenahi.

Si mungil Nano buru-buru disempurnakan plus disegarkan tampilannya, yang terpenting tidak lagi cacat dari segi manufaktur. Hasilnya, konsumen mulai sedikit percaya, peristiwa Nano jadi "api unggun" di jalanan tidak terulang lagi. Penjualan kembali lumayan moncer.


Tak mau hanya punya taji di negeri sendiri, Nano juga dijual ke negara lain, yang pertama Sri Langka. Kemudian menyusul negara berkembang lain di Asia, termasuk Indonesia.


Ekspansi Tata Motors ke Tanah Air ditandai dengan debut di ajang Indonesia Internasional Motor Show tahun lalu. Tak cuma Nano yang fenomenal karena menyandang predikat mobil termurah sejagat, model lainnya juga dipajang di Kemayoran.


Nano terbukti bisa menyedot pengunjung IIMS. Mereka penasaran ingin lebih dekat mengetahui sosoknya, .


Tata Motors sengaja tidak ingin buru-buru menjual produknya, karena sadar yang dihadapinya di pasar mobil nasional adalah produsen raksasa Jepang, Toyota, Daihatsu, Suzuki, Honda, dan Nissan. Butuh persiapan matang, khusus menyediakan layanan purna jual atau bengkel. Jika tidak, bukan mustahil Tata Motors bakal numpang lewat saja di pasar.


"Indonesia adalah pasar yang besar. Penjualan mobil di Indonesia pada 2012 mencapai 1,1 juta unit. Ekonomi Indonesia tumbuh dengan sangat baik, dan penduduk Indonesia sangat besar. Itu alasan kami mau ekspansi ke sini," kata Presiden Direktur PT Tata Motors Indonesia, Biswadev Sengupta kepada
VIVAnews.


Strategi Tata Motors bukan untuk berhadapan langsung dengan kompetitor yang sudah lebih dulu hadir. Kata dia, fokus pertama adalah membangun citra Tata Motors yang baik di Indonesia sambil membangun jaringan di berbagai wilayah nusantara.


"Tata Motors tidak hanya menjual Nano dan bukan pencipta mobil murah. Nano itu hanya salah satu terobosan untuk mengisi pasar. Nano itu mobil unik, untuk mengisi kelas menengah terutama," ujarnya.


Demi mendukung penjualan, Tata menyiapkan 10-15 dealer yang dibangun di Pulau Jawa dan Bali. Investasi pembangunan satu dealer dan fasilitasnya berkisar Rp1-1,5 miliar.


Tapi kedatangan Tata Motors ke Indonesia sangat tepat, lantaran pemerintah kala itu tengah menggodok regulasi mobil murah ramah lingkungan atau
Low Cost Green Car
(LCGC).


"Kami ikut, karena program tersebut sangat menarik. Tapi saat ini kami mempelajari LCGC. Setidaknya kami akan lama di Indonesia, dengan menawarkan produk kompetitif," ujar Biswadev.


Perjalanan regulasi LCGC yang sempat tidak jelas dan tarik ulur hampir setahun, akhirnya rampung bulan lalu. Lampu hijau diberikan pemerintah kepada setiap produsen menjual LCGC, namun sesuai ketentuan persyarakatan di regulasi dan lolos verifikasi (audit).


Grup Astra melalui Toyota Agya dan Daihatsu Ayla menjadi mobil murah pertama yang lolos audit dan mulai dijual Senin pekan lalu. Dua hari kemudian giliran Honda dengan Brio Satya.


Di saat tengah booming mobil murah, Tata Motors Indonesia justru belum membuat keputusan: ikut atau memilih mundur.


"Kami belum memutuskan untuk ikut di segmen itu. Sekarang kami masih fokus pada tiga model terbaru kami (Tata Vista, Aria, dan Safari Strome)," kata Achmad Djauhari, HR & Legal Director Tata Motors Indonesia.


Meski masih galau, mereka memastikan akan tetap meluncurkan Tata Nano pada tahun depan. Biswadev menjelaskan, saat ini sedang dipersiapkan Tata Nano dengan spesifikasi yang berbeda dari beberapa negara lain, sesuai kebutuhan konsumen Indonesia.


Tata Motors memang cukup hati-hati dan agak mulai alergi dengan kata "murah". Sebab, prinsipal mereka di India, Tata Group, berencana mengubah strategi pemasaran karena slogan "termurah" justru tak lagi menarik minat konsumen.


Nano nantinya tidak akan menyandang mobil murah tapi akan disebut sebagai mobil kota yang pintar atau
smart city car.
Perubahan strategi ini dilakukan setelah angka penjualan Nano terus drop.


"Kami akan menambah fitur ketika mengeluarkan model Nano yang baru," kata Cyrus Mistry, eksekutif di Tata Group dilansir kantor berita
BBC.


Dalam rapat umum pemegang saham di Mumbai, Mistry menjelaskan Nano baru akan dilengkapi dengan
power steering
, desain eksterior dan interior yang lebih baik, pilihan warna lebih banyak, dan hemat bahan bakar.


Sebagian analis pasar menyarankan, seharusnya Tata memperkenalkan model mobil penumpang baru yang disesuaikan dengan pasar India. Harganya harus terjangkau tapi bukan 'murahan'.


Laman
USA Today
melansir, sejak mobil dikirimkan ke konsumen pada 2009, Nano yang terjual di India baru mencapai 229.157 unit. Penjualan Tata Nano ambruk karena para pengendara kini sudah mempertimbangkan agar memiliki sebuah mobil yang nyaman dan lebih menarik walau sedikit mahal.


Terkadang pasar mengetahui barang yang dijual dengan harga terlalu murah, mungkin dapat menyiratkan pengerjaan produk yang rendah dan buruk. Mereka juga mulai sepakat dengan istilah: ada uang, maka ada barang.


Terlebih, Nano punya catatan buruk saat diluncurkan pertama kali, yakni sering terbakar. Di India, Tata Nano cuma dipasarkan US$2.500 atau sekitar Rp24 juta, seperempat dari harga mobil murah di Indonesia.


Namun, harga jual di Indonesia mungkin lebih tinggi karena ada beban impor dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.


Dilansir dari situs
Tatanano.com
, Nano memiliki dimensi panjang 3.099 mm, lebar 1.495 mm, panjang 1.652 mm,
wheelbase
2.230 mm,
ground clearance
180 mm dan radius putar 4 meter. Mobil empat penumpang itu cuma memiliki kapasitas tangki 15 liter. Terdapat tiga pilihan tipe, yakni Standar, CX dan LX.


Model standar belum dilengkapi dengan AC,
power window, central lock
, dan
audio
. Adapun yang membedakan dengan tipe menengah (CX) sudah dilengkapi AC. Sedangkan varian termahal (LX) sudah memiliki semua fitur yang tidak ada di dua tipe sebelumnya. Sayangnya, seluruh tipe Nano belum dilengkapi dengan
airbag, power steering
, serta pilihan transmisi otomatis.


Untuk dapur pacu dibekali mesin 624cc, 2 silinder, MPFI berdaya maksimum 35 Ps pada 5.250 rpm dan torsi maksimum 51 Nm di 4.000 rpm. Kecepatan maksimum 105 km/jam, sedangkan konsumsi BBM diklaim 23,6 km/liter. Suspensi depan menggunakan
Independent, lower wishbone, McPherson Strut
. Untuk belakang mengandalkan
Independent, Semi Trailing arm with coil spring.


Ukuran ban depan 135/70 R12, belakang 155/65 R12. Semua tipe hanya dilengkapi rem depan-belakang tromol, bukan cakram.


Dari spesifikasi di atas Nano bukanlah lawan seimbang mobil murah Agya-Ayla, Brio Satya, dan Datsun. Untuk kapasitas mesin saja sudah berbeda, di mana mobil murah paling kecil 1.000cc. Bahkan Ayla tipe terendah (D) masih jauh lebih baik dibanding Tata Nano, meski sama-sama tanpa AC,
audio, power window
, dan
central lock.


Wajar saja jika Tata Motors saat ini belum pede menggunakan Nano melawan mobil murah yang sudah ada. Nano masih butuh disesuaikan lagi dari segi mesin, fitur, serta desain.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya