SOROT 255

Barisan Virus Pencabut Nyawa

Virus MERS-CoV
Sumber :
  • bubblews.com
VIVAnews –
Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah
  "Virus adalah makhluk hidup terkecil yang dikenal ilmu pengetahuan, tapi seluruh planet dalam kekuasan mereka,” tulis Carl Zimmer, dalam
A Planet of Viruses
Jokowi Launches Permanent Housing After Disaster in Central Sulawesi
. Penulis artikel sains itu tak mengada-ada. Fakta menunjukkan virus bisa ditemukan di sekujur bumi. Baik di daratan hingga lautan.
Gandeng IDH.ID, KoinWorks Sediakan Layanan Pay Later bagi UMKM dan Ritel

Meski lebih kecil dari bakteri, dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron, kekuatan parasit satu ini tak bisa diremehkan. Virus menjadi penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.  Tragisnya,  hingga kini tak ada makhluk hidup kebal terhadap virus.

Smallpox, HIV, ebola, marburg, hingga sindrom pernapasan akut berat ( severe acute respiratory syndrome /SARS) adalah barisan penyakit mematikan yang disebabkan virus. Mereka yang terkena penyakit ini sebagian besar harus meregang nyawa. Ebola misalnya. Kematian akibat serangan virus bernama ebola ini sangat tinggi:  90 persen.


“Ebola adalah
viral haemorrhagic fever
, dan salah satu penyakit virus paling ganas yang diketahui oleh manusia,” tulis Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization /WHO).


Virus ebola pertama kali muncul di Benua Afrika, pada 1976. Ketika itu terjadi wabah simultan di desa terpencil di Nzara, Sudan, dan Yambuku, Republik Demokratik Kongo. Dari sungai bernama ebola yang terletak di Yambuku itulah, nama penyakit ini diambil.


Ebola pertama kali menular ke manusia lewat darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh dari hewan terinfeksi. Di Afrika, hewan-hewan terinfeksi ebola antara lain simpanse, gorila, kelelawar pemakan buah, dan  monyet.


Penyebarannya ke manusia juga melalui kontak dekat dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh dari orang terinfeksi.  Mereka yang terserang ebola umumnya mengalami demam mendadak, tubuh sangat lemah, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Gejala ini diikuti muntah, diare, ruam, gangguan fungsi ginjal serta hati. Dalam sejumlah kasus ada pendarahan dalam, serta luar.


Serangan terbaru ebola dilaporkan terjadi di Uganda pada pertengahan 2012. Sebanyak 14 orang meninggal akibat wabah itu. Hingga kini, tak ada pengobatan dan vaksin mencegah atau mengobati ebola pada manusia maupun hewan. Tapi ada sejumlah percobaan di laboratorium yang menjanjikan virus itu bisa dijinakkan. Tapi semua vaksin itu masih dalam tahap uji coba.


Selain ebola, predikat virus ganas juga patut dialamatkan pada Variola, virus penyebab penyakit smallpox. Sampai-sampai, WHO melabeli smallpox sebagai salah satu penyakit paling ditakuti di dunia. Beruntung, penyakit yang merenggut jutaan nyawa manusia ini sudah dinyatakan musnah pada 1979.


Saat masih mewabah, orang sering salah kira smallpox adalah chickenpox, atau cacar air. Padahal, kedua penyakit ini berbeda. Smallpox disebabkan virus Variola, sementara chickenpox disebabkan Varicella Zoster.


Variola muncul pada pembuluh darah kecil di kulit, serta di mulut dan kerongkongan. Pada  kulit, penyakit ini menyebabkan ruam dan luka berisi cairan. Virus Variola major menyebabkan penyakit yang lebih serius dengan tingkat kematian 30– 35 persen. Sementara  Variola minor menyebabkan penyakit lebih ringan dengan angka kematian sebesar satu persen.


Smallpox dipercaya telah ada sejak 10.000 SM. Namun bukti fisik pertama baru ditemukan pada tubuh mumi Raja Mesir Kuno, Firaun Ramesses  sekitar 1898. Pada mumi itu ditemukan ruam lepuhan kekuning-kuningan, atau pustula mirip smallpox, berdiameter 1-5 mm. Tanda itu ditemukan di bagian bawah wajah, leher, bahu, lengan, bagian bawah perut dan dada. 


Pada akhir abad ke-18, penyakit ini menelan korban jiwa hingga ratusan ribu setiap tahunnya di Eropa. Jumlah ini meningkat drastis di abad ke-20, sekitar 300-500 juta orang di dunia tewas akibat smallpox. 


Kemudian pada 1967, WHO memperkirakan sekitar 15 juta orang terjangkit penyakit itu, dan dua juta di antaranya meninggal. Kasus terakhir smallpox terjadi di Somalia pada 1977. Namun, program vaksinasi global WHO berhasil mengikis habis smallpox  pada 1979.


Teori konspirasi


Pada 2002, dunia kembali gempar dengan kehadiran virus baru. Namanya SARS Coronavirus atau disingkat SARS-CoV.  Virus ini menginfeksi 8.000 orang di dunia, dan 10 persen di antaranya meninggal. Virus itu menyerang paru-paru dan pernapasan. Diyakini ia pertama kali muncul di Provinsi Guangdong, China, berbatasan dengan Hong Kong.


Berbeda dari penyakit virus lainnya, teori konspirasi mengiringi pemberitaan tentang SARS . Menurut seorang ilmuwan asal Rusia, Sergei Kolesnikov,  virus SARS adalah perpaduan dua virus penyebab campak serta gondok. Dia mengungkapkan, kombinasi itu tak bisa terbentuk secara alami, tapi harus dibuat di laboratorium.


Tapi klaim itu dianggap prematur. Laboratorium di sejumlah negara membuktikan penyakit SARS disebabkan oleh Coronavirus.  Sementara virus campak dan gondok memiliki struktur serta metode infeksi berbeda dari Coronavirus.


Pada September 2012, muncul virus jenis keenam coronavirus. Mulanya virus ini disebut dengan Novel Coronavirus, dan kerap disebut mirip dengan SARS meski sebenarnya berbeda. Hingga saat ini,


Kasus MERS-CoV pertama kali ditemukan di Arab Saudi. Hingga kini, belum ada vaksin mencegah penyakit itu. WHO menyarankan kepada seluruh penyedia layanan kesehatan untuk tetap waspada, dan hati-hati atas pola penyakit yang tidak biasa. Terutama pada pasien yang menderita infeksi saluran pernapasan akut parah. (np)


Sumber: Riset


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya